Benar atau Tidak: Apakah Tidur Membatalkan Wudhu?

LEBAK, iNewsLebak.id - Apakah Tidur Membatalkan Wudhu? Bagi sebagian orang, penjelasannya mungkin 'ya' tanpa ragu. Namun, benarkah semua jenis tidur otomatis membatalkan kesucian kita?.
Tidur secara tidak otomatis membatalkan wudhu. Namun, ada kondisi tertentu yang menyebabkan wudhu menjadi batal. Menurut mazhab Syafi'i, tidur yang membatalkan wudhu adalah tidur selain dalam posisi duduk.
Tidur ringan tidak membatalkan wudhu jika seseorang masih bisa mendengar pembicaraan di sekitarnya. Namun, jika seseorang sampai tidak sadar dan tasbih atau benda yang dipegangnya terjatuh, maka wudhunya batal karena sarafnya tidak berfungsi.
Para ulama memiliki pandangan yang berbeda mengenai tidur yang membatalkan wudhu
1. Imam Hanafi
Berpendapat bahwa, posisi tidur menentukan batalnya wudhu. Wudhu batal jika seseorang tidur tanpa merapatkan pantatnya ke tempat duduk atau lantai, seperti dalam posisi bersandar, tengkurap, atau miring, karena posisi-posisi tersebut membuat sendi terasa lunglai.
Pendapat Imam Hanafi ini diperkuat oleh hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud. Rasulullah SAW bersabda, "Berwudhu itu dilakukan bagi orang yang tidur berbaring." (HR Abu Daud).
2. Imam Maliki
Berpendapat bahwa tidur dapat membatalkan wudhu jika dilakukan dengan hadas. Jika seseorang tidur nyenyak meski sebentar, maka wudhunya batal. Namun, jika tidak nyenyak meski lama, wudhunya tidak batal. Batasan nyenyak adalah ketika seseorang tidur dengan nyaman, tanpa mendengar suara apapun.
3. Imam Syafi'i
Imam Syafi'i sependapat dengan Imam Hanafi. Menurutnya, umat Muslim yang tidur tidak merapatkan pantatnya ke tempat duduk atau lantai dianggap tidak membatalkan wudhu. Namun jika tidur dalam posisi miring, bersandar, atau tengkurap justru dapat membatalkan wudhu.
Sebab, ketika merapatkan pantatnya ke tempat duduk, seorang Muslim berpotensi mengeluarkan sesuatu yang bisa membatalkan wudhu, seperti kentut.
Buya Yahya menjelaskan bahwa tidur dalam posisi duduk tidak membatalkan wudhu selama masih terkendali dan stabil. Jika seseorang tertidur dalam keadaan duduk tegak dan nyaman, maka wudhunya tidak batal.
Hal ini berlaku selama posisi duduknya stabil dan tidak berubah posisi menjadi yang membuat tubuh sepenuhnya, seperti tidur dalam keadaan lay atau sujud.
Namun perlu diingat bahwa jika seseorang tidur sambil duduk dengan posisi miring pada salah satu pinggang, maka wudhunya batal.
Tidur yang membatalkan wudhu tergantung pada posisi dan kondisi tidur. Jika tidur nyenyak hingga tidak sadar dengan lingkungan sekitar dan dalam posisi tidak stabil seperti berbaring, maka wudhunya batal.
Namun, jika tidur ringan dalam posisi duduk yang stabil, maka wudhunya tidak batal. Memahami fiqih tentang wudhu sangat penting agar ibadah yang dilakukan sah dan diterima oleh Allah SWT.
Editor : Imam Rachmawan