get app
inews
Aa Text
Read Next : Kemenag Sebut Sidang Isbat Penetapan Idul Fitri 1445 H Akan Digelar Selasa 9 April 2024

Kapan Puasa NU 2025? Siapkan Dirimu Menuju Bulan Penuh Berkah!

Kamis, 20 Februari 2025 | 12:30 WIB
header img
Kapan Puasa 2025 Menurut NU? Ulasan berikut menjelaskan mengenai versi NU dan Muhammadiyah. (Foto: Unsplash)

LEBAK, iNewsLebak.id - Umat Muslim di seluruh dunia, apalagi di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, sedang bersiap menyambut Bulan Suci Ramadan. Bulan penuh berkah di mana umat Muslim di seluruh dunia akan berpuasa selama satu bulan penuh.

Banyak yang bertanya, "Kapan 1 Ramadan dimulai?" Apalagi sekarang sudah masuk bulan Syaban di kalender Hijriah. Di Indonesia, jatuhnya 1 Ramadan terbagi menjadi dua versi, yaitu versi Nahdlatul Ulama (NU) atau pemerintah dan versi Muhammadiyah. Satu Ramadan sendiri ditandai dengan jatuhnya Hilal (tanda sudah berganti bulan dalam kalender Hijriah) yang kemudian diumumkan melalui Sidang Isbat

 

Lantas, Kapan puasa NU 2025  dimulai?

 

Kapan Puasa NU 2025?

 


Foto: Laman resmi Kementerian Agama

Dikutip dari laman resmi NU Online, menurut perhitungan falak (hisab) yang dilakukan oleh Lembaga Falakiyah PBNU, 1 Syaban 1446 H ditetapkan pada hari Jumat, 31 Januari 2025.

Berdasarkan perhitungan di atas, maka 1 Ramadan jatuh pada 2 Maret 2025 Masehi. Perlu diketahui juga, jika dalam kalender Islam pergantian hari dihitung setelah Adzan Maghrib, sehingga tanggal 1 Maret malam sudah masuk ke dalam 1 Ramadan.

Namun, melalui laman resmi Kementerian Agama, pemerintah juga menyampaikan jika akan ada pemantauan hilal terlebih dahulu melalui Sidang Isbat yang akan dilaksanakan pada 28 Februari. Sidang tersebut akan dipimpin langsung oleh Menteri Agama, Nasaruddin Umar. Mereka berharap agar umat Islam Indonesia bisa melaksanakan Ibadah Puasa bersama-sama.

 

Kapan Puasa 2025 Menurut Muhammadiyah?

Jika NU menentukan jatuhnya Hilal 1 Ramadan melalui pengamatan fisik dan Sidang Isbat, Muhammadiyah menetapkan awal Ramadan melalui metode perhitungan astronomi yang memastikan jatuhnya Hilal.

Berdasarkan Maklumat Muhammadiyah, Puasa Ramadan versi muhammadiyah akan jatuh pada 1 Maret dan 1 Syawal (Hari Raya) jatuh pada 30 Maret. Selain itu, tanggal penting lain dalam kalender Hijriah versi Muhammadiyah adalah sebagai berikut,

  • 1 Zulhijah 1446 H : Rabu, 28 Mei 2025
  • 9 Zulhijah 1446 H (Hari Arafah): Kamis, 5 Juni 2025
  • 10 Zulhijah 1446 H (Hari Raya Idul Adha): Jumat, 6 Juni 2025

Metode Hisab dan Rukyat yang Mendasari Perbedaan Waktu Puasa Di Indonesia

Metode Hisab (perhitungan astronomi) dan metode Rukyat (pengamatan fisik hilal) ini yang menyebabkan ada perbedaan waktu menunaikan ibadah Puasa oleh umat Islam di Indonesia. Kedua metode tersebut sebenarnya sama-sama digunakan dalam menentukan bulan dalam kalender Hijriah. Khususnya, untuk bulan-bulan yang berkaitan dengan ibadah umat Muslim seperti bulan Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.

Metode Hisab yang digunakan oleh Muhammadiyah sendiri merupakan metode seperti cara menghitung kalender Hijriah dengan rumus matematika. Tujuannya, untuk menentukan kapan Hilal dimulai, tetapi tanpa harus melihat bulan secara langsung.

Soal metode Hisab yang akurat, itu tergantung bagaimana cara menentukannya. Para ahli astronomi punya cara yang disebut "imkan rukyat", yaitu perkiraan apakah Hilal bisa dilihat atau tidak. Cara ini sebenarnya adalah hasil dari pengamatan hilal dalam waktu yang lama. Nah, cara ini bisa dipakai oleh semua pihak yang menggunakan hisab, jadi semua punya patokan yang sama.

Sedangkan, metode Rukyat oleh NU merupakan metode observasi atau pengamatan secara langsung terhadap Hilal. Cara tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu dengan menggunakan mata telanjang, teleskop, ataupun yang paling canggih menggunakan teleskop yang terkoneksi dengan sensor/ kamera.

Bagi NU, perhitungan hisab itu seperti alat bantu untuk melihat Hilal. Melihat Hilal tidak mungkin dilakukan tanpa perhitungan yang cermat. NU punya cara perhitungan yang lengkap dan modern, yang menggabungkan berbagai metode yang ada di NU yang disebut dengan jama’i (tahqiqy tadqiky ashri kontemporer).

Editor : Imam Rachmawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut