Persiapan Menyambut Ramadan, Lakukan 5 Hal Ini Agar Ramadan Terasa Menenangkan

Bagi Kamu yang masih memiliki utang puasa dari tahun sebelumnya, entah itu karena sakit atau haid (perempuan) ada baiknya segera membayar Qadha tersebut, agar dapat memasuki bulan Ramadan dengan lebih tenang. Sebagaimana yang telah difirmankan,
اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ١٨٤
(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Q.S Al-Baqarah [2] ayat 184)
Untuk pelaksanaanya, lebih baik dilakukan secara selang-seling atau berurutan?
Dilansir dari laman resmi Kementerian Agama Terdapat dua pendapat terkait urutan dalam melakukan Qadha puasa.
Pendapat pertama mewajibkan urutan dalam Qadha puasa jika puasa yang ditinggalkan juga berurutan. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa Qadha merupakan pengganti puasa yang ditinggalkan, sehingga harus dilakukan dengan cara yang sama.
Editor : Imam Rachmawan