Catatan Redaksi: Menanti Gerak Nyata BUMDes untuk Jaga Ketersediaan Pangan Saat MBG Dimulai

Seperti halnya di Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, Banten, berdasarkan data yang dilihat dari laman dapo.dikdasmen jumlah total peserta didik mencapai 12.722 orang. Ini artinya lewat program MBG ada kebutuhan ketersediaan pangan sebanyak itu.
Sedangkan komposisi gizi yang diberikan kepada para siswa harus mencakup 30 persen protein, 40 persen karbohidrat, dan 30 persen serat. Selain itu, aspek higienis dan keamanan pangan menjadi faktor utama program MBG.
Bicara ketersedian pangan atau bahan baku MBG, ada peluang bagi UMKM, swasta, koperasi, maupun Bada Usaha Milik Desa (BUMDes) menjadi penyedia. Hal inilah yang menjadikan pemerintah optimis semua elemen ekonomi di tingkat bahwa bisa bergerak.
Jika mengacu pada acuan gizi karbohidrat jenis nasi, untuk memenuhi 195 kalori diperlukan 150 gram nasi. Jika di Kecamatan Malingping porsinya 12.722 maka per hari dibutuhkan beras lebih dari 2 ton banyaknya. Demikian juga telur, ayam, sayuran, dan komoditi lain.
Disinilah peran penyedia lokal untuk bisa menopang kebutuhan dapur MBG dari segi komoditi bahan pangan. Peran UMKM, koperasi, dan BUMDes diharapkan bisa bersinergi dalam pemenuhan kebutuhan tersebut.
Khusus BUMDes, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto telah menerbitkan surat keputusan bahwa 20 persen Dana Desa dialokasikan untuk mendukung program ketahanan pangan dan MBG.
Editor : Lazarus Sandy