Foto Bupati dan Wakil Bupati Lebak Dijual Rp300 Ribu, Ini Tanggapan Kepala Sekolah

LEBAK, iNewsLebak.id - Kepala sekolah di Kabupaten Lebak kini menghadapi situasi yang mengundang kontroversi. Mereka diminta untuk membeli foto Bupati Mochamad Hasbi Asyidiki Jayabaya dan Wakil Bupati Amir Hamzah dengan harga Rp300.000 per lembar.
Permintaan ini telah menimbulkan keluhan di kalangan kepala sekolah, terutama terkait beban biaya yang harus ditanggung oleh sekolah.
Salah satu kepala sekolah yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan bahwa informasi mengenai penjualan foto tersebut disebarkan melalui grup WhatsApp Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan.
Dalam pesan tersebut, kepala sekolah diharuskan memesan foto sesuai dengan jumlah ruang kelas yang ada. Misalnya, jika sebuah sekolah memiliki enam kelas, maka mereka harus memesan enam lembar foto, yang totalnya mencapai Rp1,8 juta.
“Di tempat saya ada enam kelas, jadi saya mesti pesan 6 sheet foto Bupati dan Wakil Bupati. Sehingga saya harus bayar Rp1,8 juta, sedangkan jumlah siswa di sini sedikit dan dana BOS tidak mengcover untuk belanja itu,” ujarnya.
Hal ini menjadi masalah besar, terutama bagi sekolah dengan jumlah siswa yang sedikit dan anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang tidak mencukupi untuk pengeluaran tersebut.
Kepala sekolah tersebut juga menyatakan kekhawatirannya jika menolak untuk membeli foto. Ada ancaman bahwa kepala sekolah yang tidak memesan akan dicatat dan mungkin dipindahkan ke lokasi yang lebih jauh.
Ancaman ini menciptakan tekanan tambahan bagi para kepala sekolah, yang merasa terjebak dalam situasi yang tidak menguntungkan.
“Karena, ada pesan WhatsApp seperti ancaman kepada para kepala sekolah. Jika ada kepala sekolah yang enggak pesan, maka akan menjadi catatan dari penjual foto tersebut,” pungkasnya.
Sementara itu, Tim Aspirasi Bupati membantah bahwa mereka terlibat dalam penjualan foto tersebut. Iman Pribadi, Kepala Sekretariat Tim Aspirasi Hasbi Jayabaya, menegaskan bahwa informasi mengenai penjualan foto ke sekolah-sekolah adalah hoaks.
Ia menyatakan bahwa jika ada pihak lain yang menjual foto tersebut, itu bukanlah inisiatif dari timnya dan mereka tidak bertanggung jawab atas tindakan tersebut.
Kontroversi ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh kepala sekolah dalam menjalankan tugas mereka di tengah tekanan dari pemerintah daerah.
Banyak yang berharap agar situasi ini dapat diselesaikan dengan bijaksana tanpa membebani anggaran sekolah lebih lanjut.
Editor : Imam Rachmawan