Harga Sembako di Lebak Melonjak Menjelang Lebaran 2025, Pemkab Diminta Perketat Pengawasan

Ia menegaskan bahwa jika pemerintah tidak segera mengambil tindakan, harga sembako akan semakin sulit dikendalikan menjelang puncak arus mudik Lebaran.
Keluhan serupa juga datang dari para pedagang di pasar, yang mengaku kesulitan akibat lonjakan harga yang terus meningkat hampir setiap hari.
Indah (35), seorang ibu rumah tangga, mengungkapkan bahwa pengeluaran belanja bulanannya melonjak drastis dibandingkan tahun sebelumnya.
“Dulu Rp500 ribu sudah cukup untuk belanja mingguan, tapi sekarang harus lebih, padahal barang yang dibeli tetap sama. Pemerintah harus segera mencari solusi,” katanya.
Para aktivis mendesak Pemkab Lebak untuk segera melakukan inspeksi lapangan, operasi pasar, dan sidak ke gudang distributor guna memastikan tidak ada praktik penimbunan yang memperburuk lonjakan harga.
Ketua DPRD Lebak, Juwita Wulandari, menegaskan bahwa upaya pengendalian harga yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak harus dijalankan dengan serius agar masyarakat tidak semakin terbebani.
“Saya minta Disperindag agar terus memantau harga, bahkan lebih ditingkatkan lagi pemantauannya jelang Lebaran Idul Fitri di pasar, memastikan suplai bahan pokok lancar begitu juga dengan harganya,” kata Juwita.
Juwita juga mengungkapkan, bahwa pekan lalu ia meninjau langsung beberapa pasar, termasuk Pasar Rangkasbitung, untuk memastikan ketersediaan stok dan stabilitas harga sembako menjelang Lebaran.
"Alhamdulillah, harga masih stabil dan stok mencukupi. Namun, hal ini harus terus dipantau hingga Idul Fitri. Disperindag dan TPID Pemkab Lebak perlu aktif dalam pengawasan," ujarnya.
Ia menilai pasar murah Ramadan di 28 kecamatan sudah cukup membantu masyarakat. Namun, ia menekankan pentingnya distribusi kupon yang tepat sasaran agar benar-benar bermanfaat bagi warga yang membutuhkan.
Editor : Imam Rachmawan