Miris, Puluhan Siswa Madrasah di Lebak Belajar di Gubuk Akibat Ruang Kelas Rusak

LEBAK, iNewsLebak.id - Puluhan siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mathla'ul Anwar Hayatul Jadidah di Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak, Banten, terpaksa mengikuti kegiatan belajar mengajar di gubuk darurat. Hal ini terjadi akibat bangunan sekolah mengalami kerusakan parah dan kekurangan ruang kelas.
Kondisi tersebut telah berlangsung cukup lama tanpa adanya tanggapan nyata dari pemerintah. Kepala MI, Otong Safei, mengatakan bahwa kelas 6 terpaksa ditempatkan di bangunan gazebo sederhana yang dibangun dari bahan seadanya.
“Di gubuk itu untuk kelas 6. Risikonya kalau musim hujan, anak-anak kecipratan air. Kalau musim panas, mereka kepanasan,” ujarnya kepada wartawan, Sabtu (26/7/2025).
MI Mathla'ul Anwar memiliki enam kelompok belajar, namun hanya tersedia lima ruang kelas. Kekurangan ruang membuat pihak sekolah harus mencari solusi agar proses belajar mengajar tetap berjalan.
Menurut Otong, kondisi bangunan utama MI sangat memprihatinkan. Atap sekolah banyak yang bocor, dinding mulai lapuk, dan beberapa bagian struktur mengkhawatirkan karena rawan ambruk.
“Kami selalu cemas akan keselamatan murid-murid, terutama saat cuaca buruk seperti hujan deras dan angin kencang,” tambahnya.
Selama ini, pihak sekolah telah berulang kali mengajukan proposal perbaikan ke pemerintah daerah. Namun, upaya itu belum membuahkan hasil yang diharapkan.
"Jawaban dari pemerintah selalu belum berhasil, katanya," ucap Otong.
Ia mengungkapkan bahwa kondisi ekonomi masyarakat sekitar menjadi tantangan tersendiri. Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai petani dengan pendapatan tidak menentu.
“Saya tidak tega meminta iuran bangunan, karena kondisi ekonomi masyarakat di sini menengah ke bawah,” jelasnya.
MI Mathla'ul Anwar Hayatul Jadidah merupakan satu-satunya lembaga pendidikan yang bisa dijangkau anak-anak di beberapa kampung sekitarnya. Alternatif lain adalah sekolah negeri yang berjarak lebih dari tiga kilometer dari pemukiman warga.
Anak-anak harus berjalan kaki melewati jalan rusak jika ingin bersekolah ke tempat lain. Kondisi ini mempersempit akses pendidikan dasar bagi warga pelosok di wilayah tersebut.
Editor : Imam Rachmawan