get app
inews
Aa Text
Read Next : Rumah Dinas Bupati Lebak Direhabilitasi, Pemkab Kucurkan Rp2,1 Miliar

Bupati Lebak: Program MBG Jadi Solusi Gizi dan Pemberdayaan Ekonomi Warga

Jum'at, 22 Agustus 2025 | 14:49 WIB
header img
Bupati Lebak Mochamad Hasbi Asyidiki Jayabaya menyerahkan makanan kepada pelajar di Cibadak, dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG). (Foto: Antara)

LEBAK, iNewsLebak.id - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Lebak dinilai mampu menjadi solusi ganda, yakni memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Bupati Lebak Mochamad Hasbi Asyidiki Jayabaya optimistis program ini dapat memutus rantai kemiskinan di wilayahnya.

Menurut Hasbi, seluruh kebutuhan bahan pangan dalam program tersebut dipasok dari hasil pertanian, perikanan, dan peternakan masyarakat setempat. Dengan demikian, pelaksanaan MBG bukan hanya soal pemenuhan gizi, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi daerah.

“Kita menilai program MBG sangat mulia dan bisa pemenuhan gizi anak dan ibu hamil juga peningkatan ekonomi, sekaligus memutus kemiskinan,” kata Hasbi di Lebak, Jumat (8/8/2025).

Ia menegaskan, Pemkab Lebak mendorong agar pelaksanaan MBG bisa segera diterapkan di seluruh kecamatan. Saat ini, program baru berjalan di dua titik, masing-masing di Kecamatan Cipanas dan Cibadak.

“Kami optimistis program MBG bisa memutus kemiskinan,” ujar Hasbi, yang sebelumnya juga pernah menjabat sebagai anggota DPR RI Komisi VIII.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Lebak pada 2024 mencapai 111.000 jiwa. Dari jumlah itu, sebanyak 5.691 kepala keluarga masuk kategori miskin ekstrem atau desil 1. Kondisi ini membuat program MBG dianggap relevan sebagai upaya pengentasan kemiskinan.

Program tersebut akan dijalankan melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Kebutuhan bahan pangan, mulai dari beras, sayuran, ikan, hingga daging unggas dipasok langsung dari produksi lokal.

“Semua produksi pangan lokal itu untuk mendukung program MBG,” jelas Hasbi.

Untuk mendukung keberlanjutan, Pemkab Lebak melalui BUMD Niaga Lebak berencana membangun Rice Milling Unit (RMU) berkapasitas 50 ton per hari. Unit penggilingan beras ini akan menyerap gabah petani dan menghasilkan beras yang digunakan untuk dapur SPPG.

Hasbi mencontohkan, kebutuhan beras untuk satu dapur SPPG sekitar 300 kilogram per hari. Jika terdapat 10 dapur, maka dibutuhkan 3 ton beras setiap hari. Dengan harga Rp13.000 per kilogram, sirkulasi ekonomi dari beras saja bisa mencapai Rp39 juta per hari.

“Perguliran ekonomi dari produksi lokal ini saya kira bisa memutuskan kemiskinan,” kata Hasbi.

Selain beras, kebutuhan tambahan seperti daging unggas, ikan, tempe, dan sayuran juga diambil dari hasil pertanian dan peternakan daerah. Pola ini diharapkan menciptakan rantai ekonomi yang saling menguntungkan.

Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar, menegaskan pihaknya menjamin ketersediaan pangan lokal untuk mendukung program tersebut.

“Kita menjamin ketersediaan produksi pangan lokal cukup untuk memenuhi dapur SPPG dan tidak mendatangkan dari luar daerah,” ucapnya.

 

Editor : Imam Rachmawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut