get app
inews
Aa Text
Read Next : Menelusuri Ragam Upacara Adat Banten, Warisan Budaya yang Tetap Lestari Hingga Kini

Mengenal Kerajinan Tangan Khas Baduy, Warisan Budaya yang Tetap Bertahan Hingga Kini

Selasa, 30 September 2025 | 18:00 WIB
header img
Perempuan Baduy sedang menenun kain tradisional dengan cara manual. (Foto: ANTARA)

LEBAK, iNewsLebak.id Di pedalaman Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, terdapat warisan budaya yang hingga kini masih terjaga. Masyarakat Suku Baduy dikenal memproduksi berbagai kerajinan tangan tradisional yang tidak hanya berfungsi untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi juga menjadi simbol identitas dan daya tarik wisata budaya.

Fakta Menarik Kerajinan Tangan Baduy

Kerajinan tangan Baduy dibuat dengan cara tradisional, menggunakan bahan-bahan alami yang diperoleh dari hutan sekitar. Setiap produk tidak hanya bernilai fungsional, tetapi juga memiliki filosofi mendalam yang mencerminkan kesederhanaan hidup dan kedekatan masyarakat Baduy dengan alam. 

1. Tenun Baduy: Simbol Kesederhanaan dan Filosofi Alam

Kerajinan tenun menjadi karya paling menonjol dari Suku Baduy. Proses pembuatannya dilakukan dengan alat tenun tradisional dan menggunakan benang kapas serta pewarna alami dari tumbuhan. Motif yang dihasilkan sederhana, sebagian besar berupa garis dan pola polos, melambangkan kesederhanaan hidup serta kedekatan masyarakat Baduy dengan alam.

Penenun biasanya adalah perempuan Baduy yang telah mewarisi keterampilan ini sejak remaja. Dalam praktiknya, satu helai kain bisa diselesaikan dalam hitungan minggu, tergantung ukuran dan motif yang dibuat. Kain tenun ini kemudian dipakai untuk pakaian adat sehari-hari maupun dijual sebagai cinderamata bagi wisatawan.

2. Tas Koja, Simbol Keuletan dan Kemandirian

Selain tenun, tas koja atau tas dari anyaman akar dan rotan juga menjadi kerajinan khas Baduy. Tas ini dikenal kuat dan tahan lama, dahulu digunakan masyarakat untuk membawa hasil hutan dan kebutuhan perjalanan jauh. Kini, tas koja banyak diminati wisatawan sebagai suvenir etnik dengan nilai budaya tinggi. 

Proses pembuatan tas membutuhkan kesabaran dan keterampilan khusus, karena bahan baku akar harus diolah terlebih dahulu agar lentur. Tas koja bukan sekadar wadah, melainkan juga simbol kemandirian masyarakat Baduy yang bergantung pada hasil alam di sekitar.

3. Selendang dan Pakaian Adat

Kerajinan khas Baduy juga diwujudkan dalam bentuk selendang, samping, hingga pakaian adat yang dibuat dari kain tenun. Warna-warna yang dominan adalah putih, hitam, dan biru tua. Bagi masyarakat Baduy, warna-warna tersebut memiliki makna kesucian, keteguhan, dan ketenangan.

Produk ini tidak hanya dipakai dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga dalam upacara adat penting. Karena itu, setiap helai kain tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga sarat filosofi dan spiritualitas.

4. Souvenir dari Alam

Selain produk sandang, masyarakat Baduy juga menghasilkan kerajinan kecil berbahan dasar alam. Di antaranya gelang rotan, gantungan kunci dari tempurung kelapa, dan miniatur perlengkapan rumah tangga. Meski sederhana, produk ini mencerminkan kreativitas dan kecerdasan masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam tanpa merusaknya.

Produk-produk ini umumnya dijual kepada wisatawan yang berkunjung ke Desa Kanekes maupun di pasar-pasar tradisional sekitar Lebak. Dengan harga terjangkau, souvenir ini menjadi pengingat perjalanan sekaligus media untuk mengenalkan budaya Baduy kepada dunia luar.

Editor : Imam Rachmawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut