Tekan Penularan TBC, Dinkes Lebak Lakukan Skrining hingga ke Wilayah Baduy

LEBAK, iNewsLebak.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak, Banten, terus menggencarkan kegiatan skrining sebagai upaya pelacakan kasus tuberkulosis (TBC) hingga ke wilayah Baduy. Hal ini dilakukan untuk menekan angka penularan penyakit TBC.
Kepala Pelaksana tugas (Plt) Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Endang Komarudin, menyebutkan bahwa kini pelacakan penyakit TBC dilakukan lebih masif dan intensif di 44 puskesmas dengan melibatkan kader kesehatan serta relawan, tujuannya adalah untuk menemukan kasus secara dini.
Setiap warga yang mengalami batuk selama tiga hari berturut-turut diwajibkan untuk mengikuti pemeriksaan dahak atau skrining. Jika hasilnya positif TBC, maka pasien harus menjalani pengobatan selama 6–12 bulan tanpa henti sampai sembuh total.
Selain memeriksa penderita, petugas juga melakukan skrining terhadap setidaknya 10 rumah di sekitar tempat tinggal pasien positif TBC untuk mendeteksi kemungkinan penularan baru. Hal tersebut menjadi penting karena penyakit TBC merupakan penyakit menular yang bisa menjangkit ratusan orang dengan cepat.
Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak, mencatat bahwa terdapat 4.603 kasus, dan 74 di antaranya meninggal dunia pada periode Januari hingga awal Oktober 2025.
“Kami mengoptimalkan pelacakan setiap pekan untuk menemukan kasus TBC secara dini. Kemudian, pasien positif juga wajib menjalankan Tes Cepat Molekuler (TCM) sebagai bagian dari pemeriksaan sebelum menerima pengobatan gratis sesuai standar,” ucap Endang.
Pemeriksaan tidak berhenti di situ. Pengelola Program TBC Puskesmas Cisimeut, Wigati Hidayat, mengatakan jika ia dan pihaknya turut melakukan skrining hingga ke wilayah Baduy. Pemeriksaan ini dilakukan karena warga Baduy sempat berkontak fisik dengan pasien positif TBC.
Hingga kini kasus positif TBC yang tercatat berjumlah 3 orang, yakni Sakinah (34) asal Kadu Jangkung, Cardi (41) dari Cibeo, dan Kojot (48) dari Grendeng Desa Kanekes.
"Ketiganya masih menjalani pengobatan dan pengawasan. Konsumsi obat juga jangan terputus,” ujarnya.
Editor : Imam Rachmawan