Dinas Pertanian Dorong Optimalisasi Pengembangan Padi Gogo, Penopang Ketahanan Pangan di Lebak
LEBAK, iNewsLebak.id – Dinas Pertanian Kabupaten Lebak terus mendorong penanaman padi gogo di lahan darat demi memenuhi kebutuhan produksi masyarakat. Jika optimalisasi penanaman padi gogo terus dilakukan, maka hasil produksi berpotensi mencapai 200 ribu gabah ton kering atau GKP per tahun.
Produksi padi gogo mencapai 19 ribu ton GKP dari periode Januari hingga Oktober 2025 dari luas tanah 5.515 hektare. Meski begitu, angka tersebut masih jauh dari potensi maksimal yang bisa dihasilkan di wilayah Lebak, yakni sebanyak 200 ribu ton. Sedangkan, sejauh ini produksi Lebak baru menyentuh angka kisaran 40–60 ribu ton.
Sejalan dengan itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, menyebutkan bahwa wilayah Lebak memiliki potensi yang cukup besar dalam produksi padi gogo.
“28 kecamatan di daerah ini sangat potensial untuk pengembangan padi gogo,” ujarnya, Kamis (30/10).
Deni turut menjelaskan kini penurunan petani yang mengembangkan padi gogo semakin terlihat. Sebagian wilayah yang masih melestarikan padi gogo adalah masyarakat adat Badui dan beberapa kecamatan, seperti Leuwidamar, Cirinten, Sajira, Cimarga, Sobang, Cibeber, Cileles, Cigemblong, Muncang, Gunungkencana, Banjarsari, Bojongmanik, Bayah dan Cilograng.
Kepala Desa Kanekes Kabupaten Lebak, Djaro Oom, membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan bahwa masyarakat Badui masih menanam padi gogo sebagai pemenuhan pangan keluarga. Penanaman padi gogo mereka lakukan di satu bulan terakhir dengan perkiraan panen di bulan April 2026.
“Padi gogo bagi masyarakat Badui merupakan kewajiban untuk memenuhi kedaulatan pangan keluarga. Hingga kini tidak ada warga yang mengalami kelaparan karena pemenuhan pangan sudah dicapai melalui hasil produksi padi gogo tersebut,” jelasnya.
Hal yang sama dikatakan oleh petani asal Cirinten, Lebak. Menurutnya, produksi padi gogo juga dapat memenuhi kebutuhan pangan keluarganya.
"Kami menanam padi gogo dengan luas 5.000 meter dan menghasilkan 130 ikat padi atau setara dengan 100 kilogram beras,” ucapnya.
Oleh karena itu, Dinas Pertanian terus mengajak petani untuk melakukan optimalisasi lahan darat dengan menanam dan mengembangkan padi gogo melalui benih Situbagendit yang memiliki masa panen 100 hari.
“Kami mendorong para petani untuk mengembangkan padi gogo di lahan darat yang luas sekaligus mendukung program swasembada pangan,” tutupnya.
Editor : Imam Rachmawan