Apa Itu Megathrust? Potensi Guncangan Besar yang Harus Diwaspadai
LEBAK, iNewsLebak.id – Fenomena gempa besar pemicu tsunami kembali menjadi perhatian publik setelah BMKG merilis peta terbaru zona megathrust nasional. Rilis ini menegaskan bahwa sejumlah wilayah Indonesia berada di jalur geologi yang rawan dan perlu diwaspadai.
Apa itu megathrust?
BMKG menjelaskan bahwa megathrust adalah zona subduksi tempat satu lempeng tektonik menyusup jauh ke bawah lempeng lainnya. Area ini sangat panjang dan luas, sehingga mampu menyimpan energi dalam jumlah besar. Ketika segmen di zona tersebut bergerak dan melepaskan tekanannya sekaligus, terjadilah gempa megathrust yang bisa menghasilkan guncangan sangat kuat.
Di Indonesia, terdapat sedikitnya 13 zona megathrust aktif, di antaranya Aceh–Andaman, Selat Sunda, dan Mentawai. Sebagian segmen belum melepaskan energi dalam waktu lama, sehingga potensi gempa besar tetap ada meski tidak dapat diprediksi kapan terjadi.
Dampak gempa megathrust
Gempa megathrust bisa muncul di berbagai wilayah yang memiliki subduksi aktif. Contoh terbaru terjadi di Jepang pada 8 Agustus 2024, ketika Pulau Kyushu diguncang gempa magnitudo 7,1 yang berasal dari Megathrust Nankai.
Indonesia juga memiliki rekam jejak gempa besar akibat megathrust. Di selatan Jawa, tercatat beberapa gempa dengan magnitudo di atas 8 pada tahun 1780, 1859, dan 1943.
Menurut Earthquakes Canada, gempa megathrust termasuk kategori gempa terbesar di dunia dan mampu memicu tsunami. Dorongan vertikal di dasar laut saat gempa membuat air laut terangkat dan bergerak cepat menjauhi pusat gempa, lalu berubah menjadi gelombang tsunami.
Potensi di Indonesia
BMKG menyebut bahwa gempa megathrust di Indonesia sifatnya hanya menunggu waktu. Analisis terkini melihat adanya seismic gap pada Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai–Siberut. Seismic gap adalah zona pertemuan lempeng yang tidak mengalami gempa besar selama lebih dari 30 tahun.
Megathrust Mentawai–Siberut terakhir memicu gempa besar pada 10 Februari 1797 dengan magnitudo 8,5 yang juga menyebabkan tsunami. Artinya, segmen ini sudah lebih dari dua abad tidak melepaskan energi besar.
Ada anggapan bahwa gempa kecil yang sering terjadi bisa mengurangi tekanan megathrust. Namun menurut Earthquakes Canada, hal itu tidak sebanding. Peningkatan satu unit magnitudo setara dengan peningkatan energi sekitar 40 kali lipat, sehingga ribuan gempa kecil pun tidak mampu menggantikan energi besar yang dilepaskan gempa megathrust.
BMKG memperkirakan potensi magnitudo gempa megathrust di Indonesia berada di kisaran 7,8 hingga 9,2, tergantung segmen yang pecah. Dengan kedekatan banyak zona megathrust terhadap pantai, risiko tsunami sangat mungkin terjadi.
Editor : Imam Rachmawan