Urban Farming Rangkasbitung Dorong Swasembada Pangan Lewat Pupuk Organik dan Sayuran Lokal
Produksi terus berlanjut hingga ke budidaya aneka sayuran, seperti terung, pare, kacang panjang, oyong, cabai, dan ketimun. Tak hanya itu, hortikultura, palawija, perikanan, pembenihan tanaman perkebunan juga dilakukan. Hasil dari budidaya tersebut akan dipasok ke pasar lokal dan untuk memenuhi kebutuhan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Di wilayah lain, Ketua Urban Farming Komunal Bersama Desa Kaduagung Barat, Maya, mengungkapkan pihaknya ikut serta mengembangkan aneka sayuran di lahan seluas 400 meter.
“Kita sudah beberapa kali panen aneka sayuran dan cabai di lahan 400 meter dan hasilnya sepenuhnya untuk warga,” jelasnya.
Sementara, Pengurus Petani Urban Farming Lebak, Kiwong, menjelaskan untuk mempercepat penguraian bahan organik, pihaknya rutin memproduksi pupuk kandang dengan sistem fermentasi dari kotoran hewan yang kemudian dicampur air gula serta pemberian EM4. Hal tersebut sudah ia lalukan sejak 2021 hingga sekarang dan terbukti dapat menguraikan bahan organik dalam kurun waktu satu bulan.
Mereka juga membuat media tanam yang terdiri dari pupuk kandang, tanah subur, dan sekam bakar hingga siap digunakan sebagai kompos. Permintaan pasar yang cukup tinggi membuat komunitas tersebut kini memproduksi pupuk padat cair yang berasal dari limbah hewani, nabati, hingga restoran.
Editor : Imam Rachmawan