Tahun Terakhir Iti-Ade Tokoh Politik Lokal Masih Tiarap, Akankah Kolom Kosong Terulang Lagi?

Asna Wiguna
Simulasi pemilihan kepala daerah / Foto : Sindo

LEBAK, iNewsLebak.id – Masa jabatan Iti Octavia Jayabaya-Ade Sumardi tak sampai setahun lagi menahkodai Kabupaten Lebak. Berdasarkan data yang diperoleh, pasangan kepala daerah yang dilantik pada 14 Januari 2019 ini akan berakhir di tahun 2023.

Dengan demikian Kabupaten Lebak akan dipimpin sementara oleh seorang Plt Bupati hingga pelaksanaan pilkada serentak pada bulan November 2024 mendatang. 

Berbeda dengan pencalonan Gubernur Banten yang mulai terlihat hiruk pikuknya, dengan kemunculan beberapa calon seperti Airin Rachmi Diani, Wahidin Halim, hingga Iti Octavia Jayabaya. Pilkada Lebak yang digelar bersamaan dengan Pilgub Banten menurut Ahmad Hakiki Hakim seolah sepi peminat. 

Kata Hakim, seharusnya pengkaderan partai bisa optimal sehingga jauh-jauh hari partai bisa mulai menjajakan figur siapa yang akan dicalonkan di pilkada mendatang. 

“Hingga saat ini partai-partai belum memunculkan tokoh. Sepertinya masih malu-malu kucing atau tiarap. Padahal jika jauh hari calon itu dimunculkan bagus untuk demokrasi kita, masyarakat jadi tahu track record calon Bupati mereka,” jelas mantan Komisioner KPUD Lebak ini, Senin (2/1/2023) siang. 

Hakim mengaku prihatin dengan kondisi ini, dia berharap seharusnya partai bisa melakukan banyak terobosan agar tokoh internal yang dianggap punya potensi mulai dimunculkan ke publik. 

“Pengamatan saya, ada beberapa tokoh yang kedengaran akan maju, seperti Iip Makmur dari PKS, H Oong dari Gerindra, H Rudi Golkar, Imannudin Sudirman Karis dari Demokrat. Tapi hinggat saat ini tidak ada pernyataan resmi dari partai, jadi baru sekedar wacana,” tambah Hakim. 

Kondisi seperti ini disebut Hakim bahwa demokrasi di Lebak jalan di tempat. Dirinya sangat menyayangkan jika nanti muncul hanya satu pasangan calon kembali di ajang Pilkada Lebak seperti pada tahun 2018 lalu. 

“Jangan sampai Pilkada nanti satu paslon melawan kotak kosong lagi. Ini akan jadi preseden buruk yang kedua kalinya bagi demokrasi lokal di Lebak,” ujar Hakim yang pada saat Pilkada 2018 lalu menggaungkan masyarakat Lebak mencoblos kotak kosong. 

“Sejarah kotak kosong jangan sampai terulang kembali. Partai politik harusnya dapat membaca dan menangkap keinginan sebagian masyarakat yang ingin perubahan sejak 2018 lalu,” tegas Hakim. 

Di tahun ini, kata Hakim, dirinya dan beberapa alumni BAJUKOKO (Barisan Juang Kolom Kosong) akan mengadakan reuni akbar dalam rangka konsolidasi dan pembahasan langkah dan arah perjuangan selanjutnya.

“Mungkin pertengahan tahun 2023 ini. Tempatnya di Malingping Lebak Selatan, karena disana jadi lumbung suara kotak kosong atau kolom kosong pada pilkada 2018 lalu,” pungkas Hakim.

Editor : Sofi Mahalali

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network