LEBAK, iNewsLebak.id – Tiga mahasiswa asal Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Banten melakukan aksi long march (berjalan kaki) selama tiga hari tiga malam ke Kantor Bupati Lebak.
Aksi ini sebagai lanjutan protes warga Wanasalam terkait rusaknya poros jalan kabupaten yang berada di Desa Katapang, Kecamatan Wanasalam yang tak kunjung diperbaiki selama belasan tahun.
Tiga orang anggota Mahasiswa Taktis Demokratis Wanasalam dilepas langsung oleh masyarakat. Mereka menempuh perjalanan sejauh 95 kilometer untuk tiba di kantor Bupati.
Riki Indriana salah satu peserta aksi long march mengatakan bahwa aksi tersebut dilakukan guna mendapatkan kepastian kapan perbaikan dan pembangunan jalan dilaksanakan.
“Kami ingin kepastian. Seharusnya Bupati Lebak tidak menutup mata akan penderitaan masyarakat yang sudah belasan tahun tersiksa akibat infrastruktur jalan yang dibiarkan rusak. Kami perjuangkan sampai berhasil, apapun risikonya” ungkap Riki.
Hal senada juga ditegaskan pejalan kaki lainnya, Nurdin, ketua koordinator Matadewa wilayah Serang Raya ini menuturkan bahwa aksi long march ini dilakukan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.
“Kami akan terus berupaya agar hak-hak masyarakat bisa terpenuhi. Ini bentuk pengadian kami pada masyarakat. Kami juga siap jika harus bertentangan dengan pihak manapun yang merugikan masyarakat," tegasnya.
Sementara itu Repi Rizali, Ketua umum Koordinator Pusat Mahasiswa Taktis Demokratis Wanasalam mempertanyakan kinerja dan prestasi Bupati Lebak Iti Octavia dan Wakil Bupati Ade Sumardi .
"Dua periode menjabat tetapi tidak mampu untuk menyelesaikan pembangunan infrastruktur jalan Bejod-katapang secara total. Itu jelas bukan prestasi, justru bukti kegagalan dan ketidakbecusan seorang pemimpin,” tandasnya.
Dirinya dengan tegas mengatakan bahwa adanya kontestasi demokrasi yang tidak berjalan dengan ‘normal’ di Kabupaten Lebak berpengaruh terhadap kualitas pemimpin yang dihasilkan. Repi juga menyarankan agar Bupati Lebak merenung dan mengukur diri akan kemampuan yang dimiliki.
"Resiko punya pemimpin yang menang melawan kotak kosong ya seperti ini. Kalau sekiranya sudah tidak bisa menjadi solusi atas permasalahan masyarakat lebih baik mundur, kasihan rakyat yang menderita. Tapi kalo masih merasa mampu silakan buktikan, berikan apa yang menjadi hak masyarakat," pungkas Repi.
Editor : Sofi Mahalali
Artikel Terkait