Bahkan, Riki menyebut terjadi polemik yang makin melebar di tengah masyarakat, dikarenakan ada versi yang berbeda terkait kronologi kejadian antara versi keluarga pasien dengan pihak RSUD Malingping.
"Kami sudah sampaikan semua yang kami tahu. Terutama soal kronologi kejadian yang dimana versi RSUD Malingping, itu banyak yang kontradiktif dengan apa yang disampaikan oleh keluarga pasien," ucap Riki saat dialog.
Riki juga menyinggung soal permintaan video klarifikasi oleh RSUD Malingping kepada keluarga pasien, "Salah satunya soal kata ‘capek’ dan soal permintaan video klarifikasi yang diminta oleh RSUD Malingping ke keluarga pasien. Ada yang sengaja dihilangkan, berarti kan disitu ada upaya untuk menutupi fakta-fakta di lapangan,” tegas Riki.
Senada dengan Riki, Repi Rizali Koordinator Aliansi RAMPAS juga mempertanyakan alasan RSUD Malingping menutup-nutupi beberapa fakta lapangan yang harusnya diungkap, apabila pihak manajemen ingin memperbaiki kualitas pelayanan.
"Kalau sudah terbukti ada satu fakta lapangan yang ditutup-tutupi dan dihilangkan maka sudah pasti banyak fakta-fakta lain yang juga ditutupi dan dihilangkan. Apa maksud pihak RSUD Malingping mengubah kronologis kejadian dan menghilangkan beberapa fakta yang terjadi di lapangan,” ungkap Repi.
Editor : U Suryana
Artikel Terkait