Masyarakat Pedalaman Lebak Gunakan Kayu Sebagai Bahan Bakar, Lebih Nyaman dan Murah

Edies Aprilia
Masyarakat pedalaman Lebak memakai kayu sebagai bahan bakar memasak. (Foto: Istimewa)

LEBAK, iNewsLebak.id - Masyarakat Lebak gunakan kayu bakar sudah turun temurun untuk keperluan memasak sehari-hari, ditambah dengan ditengah kelangkaan gas elpiji 3 Kilogram (Kg).

“Kami sejak dulu hingga sekarang untuk keperluan memasak di dapur menggunakan kayu bakar," kata Iyos (55) kepada wartawan di Cisungsang, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Pada Senin, (03/02/2025).

Menurutnya, masyarakat di daerah itu telah lama mengandalkan kayu bakar sebagai sumber utama untuk memasak dalam kehidupan sehari-hari.

Selain lebih nyaman, memakai kayu bakar juga lebih murah. Mereka memperoleh kayu bakar dengan mencarinya di kebun sekitar atau di kawasan hutan.

Ia juga mengatakan, bahwa persediaan kayu bakar melimpah sehingga tidak perlu menggunakan gas elpiji lagi. 

"Kami hari ini mendapatkan kayu bakar di kebun bisa untuk keperluan memasak selama tiga hari ke depan," kata Iyos.

Masyarakat disana memilih untuk memakai bahan bakar brondo, sehubungan dengan kelangkaan gas elpiji 3 Kilogram (Kg) dan harganya yang melonjak. 

Mereka memakai bahan bakar brondo karena lebih mudah, dan dapat membantu perekonomian masyarakat.

Begitu juga Ijah (45), warga Kampung Cihiang, Desa Rangkasbitung Timur, Kabupaten Lebak, mengaku menggunakan brondo sebagai bahan bakar dengan memanfaatkan sisa-sisa kelapa sawit milik PTPN VIII Cisalak.

"Kami menggunakan brondo sudah berjalan dua tahun, sehingga bisa mengirit biaya hidup, terlebih suami buruh bangunan," katanya.

Saat ini, gas bersubsidi hanya didistribusikan melalui agen resmi atau pangkalan dan tidak diperbolehkan dijual di warung pengecer.

Sementara itu Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak, Yani mengatakan sejak dua pekan terakhir itu terjadi kelangkaan elpiji 3 kilogram akibat adanya kebijakan baru dari Pertamina.

Untuk harga gas elpiji 3 kg dijual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang diperkuat pada Perbup Nomor 3 Tahun 2023 dengan harga Rp.19.000 (zona 1) dan Rp19.500 (zona 2).

"Kami optimistis penjualan melalui agen resmi lebih tepat sasaran untuk masyarakat berpenghasilan rendah," kata Yani.

"Kita hanya memiliki kuota elpiji bersubsidi sebanyak 7000 tabung, sehingga seringkali terjadi kelangkaan, karena banyak keluarga mampu ekonomi menggunakan gas bersubsidi," tambah Yani.


 

Editor : Imam Rachmawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network