Sementara itu, dialog Kebangsaan dalam acara ini menghadirkan para tokoh nasional dan akademisi yang berkompeten di berbagai bidang.
Beberapa diantaranya adalah Adi Prayitno (Founder Parameter Politik Indonesia), Dr. Ahmad Baidhowi A.R. (Pendiri Yayasan Sukma), Dr. H. Ali Nurdin, M.Si. (Wakil Rektor I UNMA Banten), AS Hasbil Al Islahi (Group Head Corporate Secretary PT Berdikari), M. Kris Suyanto, J.F. (Presiden Direktur PT Katama Inovasi Global), dan Prof. Mufti Ali, MA., Ph.D (Guru Besar UIN SMH Banten)
Para narasumber ini memberikan wawasan luas terkait peran riset dan inovasi dalam pembangunan bangsa serta bagaimana organisasi Islam dapat berkontribusi dalam menciptakan perubahan positif di masyarakat.
Sebagai badan riset dan inovasi di bawah Mathla’ul Anwar, BRIMA memiliki misi utama dalam mengembangkan penelitian yang berorientasi pada kemaslahatan umat.
Direktur BRIMA Periode 2025-2029, Asep Rohmatulloh, menegaskan komitmen BRIMA untuk menjadi lembaga riset yang bermanfaat bagi masyarakat.
"Kami optimis BRIMA dapat menjadi pusat riset yang menghasilkan gagasan-gagasan solutif bagi bangsa dan umat. Semoga ini menjadi awal bagi peran strategis Mathla’ul Anwar dalam dunia riset dan inovasi," tutupnya.
Asep mengatakan bahwa riset dan inovasi adalah masa depan Indonesia. Dengan adanya BRIMA, Mathla’ul Anwar semakin mengukuhkan perannya sebagai organisasi Islam yang tidak hanya bergerak di bidang pendidikan dan dakwah, tetapi juga dalam riset dan inovasi untuk kemajuan Indonesia.
Editor : Imam Rachmawan