Mengapa Candi Borobudur Jadi Lokasi Utama Perayaan Waisak? Ini Fakta dan Sejarahnya
Aulianisa
Biksu Thudong melakukan ritual berjalan kaki. (Foto: MPI)
Kebangkitan Tradisi dan Makna Toleransi
Inisiatif Himpunan Teosofi Hindia Belanda ini menjadi sangat penting karena menandai kebangkitan kembali tradisi keagamaan Buddha di Borobudur.
Setelah sempat terhenti karena perang dan pemugaran candi, tradisi ini kembali digelar secara rutin sejak tahun 1953. Perayaan waisak menjadi simbol toleransi, penghormatan antar umat beragama, serta pelestarian nilai spiritual dan budaya Buddha di Indonesia.
Di negara yang memiliki keberagaman agama dan budaya, perayaan Waisak di Borobudur menjadi pengingat akan pentingnya hidup berdampingan secara harmonis.
Ritual dan Simbolisme Perayaan Waisak
Puncak perayaan Waisak di Borobudur. (Foto: kemenag)
Waisak sendiri memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Buddha Gautama: kelahiran (Buddha Jayanti), pencerahan (Buddha Purnima), dan wafatnya (Parinibbana).
Di Borobudur, perayaan ini diwarnai dengan berbagai ritual yang memiliki makna mendalam. Dimulai dengan pengambilan air berkah dari Umbul Jumprit dan penyalaan obor Waisak dengan api abadi dari Mrapen, ritual ini melambangkan penyucian diri dan semangat untuk mencapai pencerahan.