Hal ini juga selaras dengan pendapat yang diutarakan oleh penyair asal German, Bertolt Brecht melalui puisinya.
“The worst illiterate is the political illiterate.
He doesn’t hear, doesn’t speak, not participate in political life.”
Puisi tersebut berarti “iliterasi (ketidakpahaman) yang paling buruk adalah iliterasi politik. Mereka tidak mendengar, bicara, ataupun berpartisipasi pada kehidupan berpolitik.” Dalam lanjutan puisinya ia menyindir dengan mengatakan bodoh pada orang-orang yang tahu bahwa biaya hidup dan seluruh aspek dalam hidupnya dipengaruhi oleh politik. Namun, orang seperti mereka justru bangga mengatakan bahwa mereka benci politik.
Seberapa Penting Politik Bagi Anak Muda?
Berdasarkan catatan pada laman resmi Pusat Edukasi Antikorupsi, di sana menjelaskan bahwa politik tidak hanya urusan orang dewasa, tetapi juga penting untuk dipahami oleh generasi muda, termasuk anak-anak di sekolah. Ini karena politik memiliki kaitan erat dengan kehidupan sehari-hari.
Contohnya, kebijakan pendidikan seperti program tahunan, fasilitas belajar, dan bantuan pendidikan adalah hasil keputusan politik. Begitu juga dengan harga bahan bakar (BBM), tarif transportasi umum, kualitas jalan, serta akses internet yang terjangkau dan merata, semuanya dipengaruhi oleh kebijakan politik yang dibahas oleh pemerintah dan pihak terkait.
Hal ini menjadi penting bagi anak muda, mengingat laporan yang dirilis oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 2024 lalu mengenai persentasi jumlah pemilih, dihasilkan anak muda (Gen- Z dan Millenials) mendominasi jumlah pemilih, yaitu sebanyak 56% dari total DPT.
Editor : Imam Rachmawan
Artikel Terkait