Ia menjelaskan, persoalan itu kini sudah diselesaikan dengan orangtua murid melalui jalur komunikasi langsung. Menurutnya, penyelesaian semacam ini penting agar konflik tidak berkepanjangan dan mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar (KBM).
“Kan itu sudah diselesaikan. Tambah lagi sudah ada klarifikasi, dan sudah dikomunikasikan dengan pihak orang tuanya juga,” jelas Maman.
Sebelumnya, wali murid menyebut anaknya yang masih duduk di kelas 2 dituduh melakukan pemalakan terhadap temannya. Anak tersebut bahkan dipaksa untuk mengaku. Akibat tekanan itu, siswa merasa takut kembali ke sekolah hingga memilih tidak masuk meski sedang berlangsung UTS.
Kasus di SDN 2 Selaraja ini diharapkan menjadi pembelajaran bersama. Guru diingatkan agar lebih berhati-hati dalam bertindak, sementara sekolah didorong untuk memperkuat komunikasi dengan orang tua, demi menciptakan lingkungan belajar yang aman dan sehat bagi anak.
Editor : Imam Rachmawan
Artikel Terkait
