LEBAK, iNewsLebak.id – Badan Gizi Nasional (BGN) Lebak, masih mengkaji Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi masyarakat Baduy.
Koordinator Wilayah BGN Lebak, Asep Royani, mengatakan bahwa kondisi topografi permukiman masyarakat Baduy yang berada di tanah ulayat adat berbukit dan pegunungan menjadi salah satu alasan terkait pengkajian secara mendalam mengenai program MBG.
“Program MBG di permukiman Badui perlu kajian khusus agar program ini tepat sasaran kepada penerima manfaat dalam pemenuhan gizi masyarakat setempat,” ujar Asep, Minggu (23/11).
Lebih lanjut, Asep menambahkan masyarakat Baduy menghabiskan waktu siang hari di ladang untuk menanam beberapa komoditas pertanian, seperti sayuran, palawija, padi huma, dan tanaman lainnya. Hal ini juga menjadi alasan terhadap perencanaan distribusi MBG yang harus dipikirkan secara matang.
Untuk menyusur penerima manfaat seperti, anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita maka kajian yang dilakukan mencakup petunjuk teknis (juknis) guna mencegah kendala dalam pendistribusian MBG.
“Harus dipelajari supaya pendistribusian MBG benar-benar tidak menemukan kendala agar penerima manfaat dapat menerima program dengan lancar dan aman," lanjutnya.
Asep juga menjelaskan apabila program MBG garapan Presiden Prabowo Subianto itu diterapkan di kawasan Baduy, maka akan dibutuhkan beberapa titik untuk membangun dapur khusus guna mempermudah proses distribusi. Langkah ini dianggap penting, mengingat permukiman Badui juga tersebar di berbagai kampung.
Di sisi lain, Kepala Desa Kanekes, Jaro Oom, mengaku masih belum mengetahui bagaimana bentuk pelaksanaannya secara teknis, termasuk kemungkinan pembangunan dapur khusus di beberapa titik.
Ia menyebutkan jika Program MBG tidak melanggar aturan adat dan tidak menimbulkan konflik sosial, maka masyarakat Baduy menerima program tersebut. Namun, jika sebaliknya maka Program MBG dapat menimbulkan masalah bagi masyarakat setempat.
“Kami tidak ada masalah program MBG jika satu sama dan satu rasa untuk masyarakat Badui, serta tidak juga bertentangan dengan adat dan tidak menimbulkan konflik," ujarnya.
Untuk itu, Asep berharap bisa melanjutkan pengkajian program MBG dengan berkoordinasi bersama pemerintah desa dan tokoh adat agar pelaksanaan program tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat.
Editor : Imam Rachmawan
Artikel Terkait
