"Salah satunya pembangunan fasilitas penyulingan air menggunakan teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO). Teknologi ini memungkinkan air laut diubah menjadi air tawar yang layak dikonsumsi dengan biaya terjangkau melalui gotong royong warga," ucapnya.
Dengan jumlah sekitar 400 kepala keluarga (KK) di tiga perkampungan Desa Muara, ke depan diharapkan dapat dimusyawarahkan pembangunan sistem penyulingan air laut.
"Teknologinya sederhana, dengan membuat sumur bor dan penampungan, lalu air diolah melalui proses reverse osmosis menjadi air tawar. Dengan kapasitas 1.000 hingga 3.000 liter, alat ini bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari warga," jelas H. Edy.
Menurut H. Edy, pembangunan reverse osmosis bisa juga didanai melalui dana desa atau BUMDes, dan menjadi salah satu usaha BUMDes. Solusi ini disambut baik oleh warga setempat, termasuk Sumarta, seorang tokoh masyarakat.
Sumarta menjelaskan bahwa krisis air bersih di daerahnya terjadi selama delapan bulan dalam setahun, sementara warga hanya bisa menikmati air tawar selama musim hujan.
Editor : U Suryana