get app
inews
Aa Text
Read Next : Pemerintah Pastikan Udang RI yang Ditolak AS Aman Dikonsumsi

Tradisi Masyarakat Baduy yang Masih Terjaga Hingga Kini

Sabtu, 04 Oktober 2025 | 10:59 WIB
header img
Seorang pria dari Suku Baduy. Sumber: Istimewa

LEBAK, iNewsLebak.id - Di tengah derasnya arus modernisasi, masih ada sekelompok masyarakat yang memilih berjalan dengan irama sendiri, menjaga tradisi leluhur seolah waktu tak pernah menyentuh mereka. Mereka adalah masyarakat Baduy, yang hidup di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten. Dengan kesederhanaan dan aturan adat yang ketat, kehidupan orang Baduy menghadirkan potret unik tentang bagaimana warisan budaya tetap bisa bertahan di tengah perubahan zaman.

Orang Baduy terbagi menjadi dua kelompok besar: Baduy Dalam dan Baduy Luar. Baduy Dalam menjalani aturan adat paling ketat. Mereka menolak segala bentuk teknologi modern, mulai dari listrik, kendaraan, hingga penggunaan sabun dan deterjen. Bagi mereka, menjaga harmoni dengan alam adalah bagian dari kewajiban suci yang diwariskan nenek moyang. Sementara itu, Baduy Luar sedikit lebih longgar dalam mengikuti aturan adat, meski tetap berpegang pada nilai-nilai tradisi.

Ritual Seba Baduy

Salah satu tradisi yang masih dijaga adalah ritual Seba Baduy. Setiap tahun, masyarakat Baduy berjalan kaki puluhan kilometer dari kampung mereka menuju pusat pemerintahan Kabupaten Lebak dan Provinsi Banten. Perjalanan itu bukan sekadar simbol pengabdian, tetapi juga bentuk penghormatan kepada pemerintah sebagai “Bapak” yang melindungi rakyatnya. Dalam ritual ini, masyarakat Baduy membawa hasil bumi seperti padi, buah, dan madu sebagai tanda syukur.

Larangan Penggunaan Alat Modern (Pikukuh)

Selain Seba, kehidupan sehari-hari masyarakat Baduy juga diatur oleh prinsip hidup yang disebut pikukuh. Prinsip ini menekankan keseimbangan dengan alam dan larangan melakukan hal-hal yang dianggap merusak. Itulah sebabnya mereka melarang penggunaan alat modern yang dapat mengganggu lingkungan. Sawah dan ladang mereka diolah dengan cara tradisional, tanpa pupuk kimia atau mesin. Mereka percaya, kesederhanaan adalah jalan untuk menjaga kelestarian alam.

Aturan Berpakaian Adat Baduy

Keunikan lainnya adalah cara berpakaian. Baduy Dalam menggunakan pakaian berwarna putih dan biru tua tanpa jahitan mesin, sebagai lambang kesucian dan kesederhanaan. Sementara Baduy Luar biasanya memakai pakaian hitam. Pakaian ini tak sekadar identitas, tapi juga pengingat akan ikatan mereka dengan adat.

Hidup bersama masyarakat Baduy terasa seperti menembus lorong waktu. Di saat dunia luar sibuk dengan gawai, internet, dan kendaraan bermotor, orang Baduy tetap setia dengan jalan kaki, menenun kain secara manual, dan menjaga hutan sebagai sumber kehidupan. Bagi mereka, mempertahankan adat adalah bentuk penghormatan terhadap leluhur sekaligus menjaga keseimbangan dunia.

Tradisi yang masih terjaga hingga kini itu membuat Baduy bukan hanya dikenal sebagai komunitas adat, tapi juga sebagai penjaga kearifan lokal. Mereka menunjukkan bahwa di tengah gempuran modernisasi, ada cara lain untuk hidup: sederhana, selaras dengan alam, dan penuh makna.

Editor : Imam Rachmawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut