Produksi GKG Capai 602 Ribu Ton! Ketahanan Pangan Lebak Kian Kuat
LEBAK, iNewsLebak.id – Produksi gabah kering giling (GKG) di Kabupaten Lebak, Banten, tercatat mencapai 602.715 ton sepanjang Januari hingga Oktober 2025. Angka tersebut setara dengan 381.097 ton beras, menjadikan Lebak sebagai salah satu daerah penyokong kebutuhan pangan terbesar di Provinsi Banten.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Rahmat, mengatakan capaian produksi padi tahun ini menunjukkan tren positif dan memperkuat posisi Lebak sebagai daerah lumbung pangan.
“Dari Januari sampai Oktober 2025, produksi GKG mencapai 602 ribu ton lebih atau setara 381.097 ton beras,” kata Rahmat, Rabu (26/11/2025).
Berdasarkan kebutuhan konsumsi masyarakat, Rahmat menjelaskan bahwa penduduk Lebak yang berjumlah sekitar 1,4 juta jiwa membutuhkan beras sebanyak 154.253 ton per tahun. Dengan demikian, surplus beras mencapai 252.552 ton.
Ia mengatakan keberhasilan produksi tersebut salah satunya dipengaruhi oleh dukungan sarana pertanian, termasuk program Pompanisasi dari Kementerian Pertanian yang diberikan pada 2024. Program tersebut membantu petani mengatasi kekurangan air pada musim tanam, sehingga produktivitas tetap stabil.
“Alhamdulillah, sejauh ini, panen padi tahun 2025 cukup baik. Lebak setiap tahun selalu surplus,” lanjutnya.
Lebak memiliki luas lahan sekitar 304.472 hektare, terdiri dari 47.760 hektare lahan sawah dan 256.711 hektare lahan darat. Sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan pedesaan dengan masyarakat yang menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Kondisi tersebut menjadikan daerah ini memiliki potensi besar dalam memenuhi kebutuhan pangan regional.
“Dengan memiliki lahan tanam seluas itu usaha padi sawah yang dihasilkan petani Lebak cukup besar dan bisa diandalkan sebagai salah satu daerah lumbung padi di Provinsi Banten,” katanya.
Selain memastikan ketersediaan pangan lokal, pemerintah daerah juga terus mengupayakan peningkatan produktivitas melalui pendampingan kelompok tani, penyediaan benih unggul, serta pemanfaatan teknologi pertanian. Rahmat menegaskan upaya tersebut bertujuan menjaga stabilitas produksi di tengah fluktuasi iklim dan kebutuhan pangan yang terus meningkat.
Editor : Imam Rachmawan