Program tersebut dilakukan pada bulan Agustus - September 2023 yang dimulai dari observasi, sosialisasi, pelatihan, dan monitoring. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi upaya untuk menciptakan kawasan wisata bahari Pulau Sangiang yang bebas limbah.
Juleha menjelaskan bahwa pembuatan paving block dimulai dari proses pemilahan sampah plastik, kemudian pelelehan sampah, pencampuran dengan pasir, dan pencetakan. Satu paving block berukuran 20 cm x 10 cm x 7,5 cm dapat dihasilkan dari 4 kg sampah plastik yang dicampur pasir dengan perbandingan pasir : sampah yaitu 1 : 2.
"Program kreatifitas ini bukan hanya memberikan pengetahuan dan meningkatan ekonomi bagi masyarakat namun dapat membantu dalam mengurangi sampah guna melestarikan biota yang ada di Pulau Sangiang, Banten," ungkap Julaeha yang merupakan mahasiswa Untirta angkatan 2022.
Ritla yang merupakan mahasiswa Untirta angkatan 2021 mengungkapkan bahwa melalui kegiatan PKM-PM ini dapat menjadi kegiatan yang berkelanjutan dan menjadi salah satu contoh nyata bahwasanya sampah dapat termanfaatkan menjadi paving blok sebagai alternatif infrastruktur jalanan atau hal lainnya.
Selain itu Ritla berharap, masyarakat perlu menyadari bahwa pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Manusia diciptakan untuk merawat alam bukan untuk merusaknya.
Editor : U Suryana
Artikel Terkait