LEBAK, iNewsLebak.id - Pengelola warung Tegal alias warteg terpaksa mengurangi takaran nasi untuk disajikan kepada pelanggannya. Hal ini akibat harga beras yang terus naik sementara harga kepada pelanggan tidak dinaikkan.
Mas Paul, seorang pedagang warteg di Rangkasbitung, mengeluhkan kenaikan harga beras hingga mencapai Rp50 ribu per karung. Untuk menghindari kerugian, ia terpaksa mengurangi porsi nasi yang dijualnya.
Kenaikan harga beras di Lebak menunjukkan perlunya langkah cepat dari pemerintah untuk membantu masyarakat dan menjaga stabilitas harga pangan. Operasi pasar dan pangan murah diharapkan dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi permasalahan ini.
Sementara itu DPRD Banten, khususnya Komisi II, mendesak pemerintah untuk segera melakukan operasi pasar dan pangan murah guna mengendalikan harga beras yang mengalami kenaikan signifikan di Lebak.
Ketua Komisi II DPRD Banten, Iip Makmur, menyatakan bahwa operasi pasar dan pangan murah merupakan langkah strategis untuk menekan harga beras. Hal ini didorong oleh keluhan masyarakat terkait lonjakan harga yang cukup memberatkan.
Menurut Iip, kenaikan harga beras memiliki dua sisi. Di satu sisi, kenaikan ini menguntungkan petani. Namun, di sisi lain, hal ini membuat masyarakat, khususnya konsumen, mengalami kesulitan.
Jika dibiarkan, Iip khawatir kenaikan harga beras akan menyebabkan inflasi dan berdampak pada harga pangan lainnya. Oleh karena itu, ia meminta Pemprov Banten untuk segera mendistribusikan cadangan pangan yang ada di Perum Bulog dan mengeluarkan anggaran untuk bantuan sosial guna menekan harga beras.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait