Saung Mawakop Bansel Gelar Halbi dan Milad Syech Hasan Asy Syadzily ke 852

U Suryana
Halal BI halal sekaligus Milad ke 852 Syech Hasan Asy Syadzily untuk wilayah Banten Selatan, digelar dengan khidmat di Saung Kajian Mawakop, Cikeusik, Malingping, Minggu 28 April 2024 / foto: istimewa

LEBAK, iNewsLebak.id - Halal Bi Halal (Halbi) sekaligus Milad ke 852 Syech Abu Hasan Asy Syadzily digelar dengan khidmat untuk wilayah Banten Selatan (Bansel), bertempat di Saung Kajian Mawakop Talas Merah, Cikeusik-Malingping, Minggu malam (28/4).

Dalam acara yang dimulai Minggu pagi hingga malam digelar pula acara pentas seni budaya pencak silat dan debus dari Tjimande Tari Kolot Karuhun Banten Indonesia (TTKKBI) DPC Malingping dilanjut tahlilan, marhaban, pembacaan manakib dan agenda mudaris kajian para salik.

Selanjutnya malam harinya digelar seremoni mulai dari sambutan perwakilan suluk, forum nahdhat, sambutan mursyid dan dilanjut tausyiah tentang ketaayaufan.

Hadir pada pelaksanaan, pegiat ketareikatan di Bansel, Camat dan Kapolsek Malingping, pengurus MWC NU Malingping, pengurus Jamaah Tariqoh Al Mutabarah Annahdiyah (Jatman) Lebak, Matan, MDS-RA dan juga para tokoh masyarakat setempat. Sedang yang menjadi penceramah adalah KH Amin Fauzi (Ki Jablay) dari Tangerang.

Selaku anggota pengurus Sadziliyah Nahdhat Jam'iyah Al Ma'arijul Wathon, Encep Sihabuddin menyebut Milad Abu Hasan Asy Syadzily ini adalah bagian dari ajang silaturahim antar salik Sadziliyah untuk mentafakuri perjuangan para auliya pada jaman setelah Tabi'in dulu.

"Selain membangun ukhuwah silaturahim sekaligus mengenang sosok Sulthonul Qutub pendiri tariqoh Assyadziliyah. Disini kita menganggap dan mentafakuri perjuangan beliau," ungkap Encep.

Adapun soal tentang apa saja hal yang dilakukan dalam belajar Tarekat di Sadziliyah, dia menerangkan, seperti yang dilaksanakan di Mawakop (Ma'arijul Wathon kawasan Kebon Kopi) Bansel ini yakni selalu mengedepankan ruang kajian dan tafakur. 

Menurut Encep dalam Sadziliyah yang diamalkan umumnya dzikir suluk, "Dzikir suluk itu ada metodenya, setelah amalan dan puasa khusus ketarekatan dilanjut dengan safar, lampah, uzlah hinga khalwat. Tempatnya bisa di hutan atau kawasan laut. Namun semua itu tidak lepas dari kaidah tarekat seperti yang dilakukan para ulama terdahulu yang tidak bertentangan dengan syariat Islam," katanya.

Ketua MWC NU Malingping, Usep Saepudin dalam sambutan mengharapkan ajaran tariqoh harta tetap dilestarikan, karena keberadaan pengamal tariqoh ini masih langka.

"Tariqoh itu adalah ajaran para wali dan ulama terdahulu dalam memperkuat pendalaman ajaran Islam. Karena tariqoh itu adalah jalan khusus untuk pendekatan kepada Allah. Dan ini adalah kelanjutan setelah kita menekuni syariat. Dan ini harus dilestarikan keberadaannya," ujar Usep.

Sementara, Camat Malingping, Dadan Rusman Wardana mengapresiasi giat jamaah Mawakop Bansel yang selalu eksis menghidupkan ajaran tarekat sebagai peninggalan para ulama.

"Saya mengapresiasi jamaah tarekat syadziliyah dari Alma'arijul Wathon Mawakop di Malingping ini. Karena yang saya tau ajaran tarekat itu adalah pusaka ajaran para ulama yang tentu harus dilestarikan. Dan tentunya tetap membangun toleransi dan kompak dalam menjaga ukhuwah Islamiyyah ," tuturnya.

Editor : U Suryana

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network