"Kami ingin tahu pemanfaatan anggaran senilai Rp700 juta lebih untuk pemeliharaan 11 bendung pada tahun 2023 tersebut, porsinya kemana saja, karena seperti kejadian Bendung Cisiih saja saat ini kondisinya sudah ambruk, padahal jebolnya Bendungan Cisiih itu berawal dari kerusakan minor," ujarnya.
Sementara, Koordinator II Ambas, Haes Rumbaka mengaku tidak puas dengan jawaban yang disampaikan KUPTD Pengelolaan DAS Ciliman-Cisawarna. Pihak UPTD kata Haes, tidak memberikan jawaban yang sesuai dengan fakta di lapangan dalam penyerapan anggaran operasional dan pemeliharaan 11 bendung.
"Faktanya dua bendungan saja Cisiih dan Cikoncang kondisinya memperihatinkan, lalu kemana anggaran pemeliharaan tersebut yang katanya sudah diserap untuk beberapa jenis kegiatan pemeliharaan," ucap Deden.
Sementara, Kasi OP UPTD DAS Ciliman-Cisawarna, Kuncoro menjelaskan penggunaan anggaran untuk jenis kegiatan pemeliharaan untuk 11 bendung tersebut diantaranya, pengecatan, pelumasan pintu air, siaran dan pengangkatan lumpur.
Menurut Kuncoro, anggaran pemeliharaan tidak cukup untuk perbaikan kerusakan bendung yang tingkatnya sudah cukup parah. Maka, kata Kuncoro, pihaknya mengusulkan anggaran lebih besar agar kerusakan tersebut untuk dibangun.
Editor : U Suryana
Artikel Terkait