Sementara, pada paparan Frans Rifai Son Ghaha mengupas pendekatan sejarah dari aspek semiotika sejarah. Pembicara asal Jakarta ini mengungkap pendekatan kata dalam kajian artikulasi serta perubahannya untuk kepentingan penggalian sejarah.
"Semiotika itu selain mengacu dari tanda peninggalan benda, seperti situs dan artefak, juga dari sebutan nama, budaya tutur serta karakter alam setempat. Dari situ bisa dijadikan bahan kajian serius dengan berbagai pembanding yang menguatkan. Sehingga formula sejarah bisa tergali," ujar Fran.
Menurut Frans, kawasan Lebak selatan, khususnya kawasan Malingping itu bisa dipandang punya sejarah masa lalu yang tua.
"Lebak selatan ini adalah yang punya masa lalu yang panjang, mulai dari kultur kasepuhan dan juga karakternya. Daerah ini banyak memiliki peninggalan situs paling tua du dunia. Banyak ditemukan megalitikum, salah satunya yang ada di Lebak Cibedug, batu luhur dan Leuweung Taman," kata Frans.
Diketahui, Seminar yang dihadiri lebih dari 100 undangan dari sejumlah tokoh, alim ulama dan mahasiswa tersebut berlangsung mulai 20.00 hingga 24.00 WIB ini bertujuan untuk mendengarkan referensi sejarah, sebagai bahan inventarisasi untuk DOB Cilangkahan.
Editor : U Suryana
Artikel Terkait