"Pemilih semakin cerdas dan tidak terikat pada afiliasi partai yang bersifat herediter; mereka mengevaluasi calon berdasarkan kinerja, integritas, dan relevansi ide yang diusung," ujarnya.
Pentingnya etika dan sportivitas dalam debat juga menjadi sorotan. "Debat yang saling menghormati lebih berpotensi menciptakan diskusi yang konstruktif dan edukatif bagi masyarakat, dan saya mengharapkan fungsi debat kembali ke esensi aslinya, yaitu sebagai forum untuk melahirkan ide-ide inovatif dan solusi konkret," tuturnya.
Eko juga menekankan pentingnya argumentasi berbasis data dari sang calon petarung. "Argumen yang kuat dan didukung oleh data akan lebih meyakinkan pemilih dan membangun kepercayaan. Dalam konteks ini, calon diharapkan mampu menyampaikan visi yang jelas dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat," jelasnya.
Karenanya ia pun menegaskan bahwa kualitas debat seharusnya tidak hanya dinilai dari penampilan, tetapi juga dari substansi yang disampaikan. "Debat yang baik bukan hanya soal memenangkan perdebatan, tetapi juga tentang membangun pemahaman yang lebih baik mengenai isu-isu yang dihadapi masyarakat," tegasnya.
Pada bagian akhir, Eko berharap kritik konstruktif nya dapat menginspirasi para calon kepala daerah untuk menjadikan debat sebagai alat yang lebih bermakna demi kemajuan bangsa. "Kita perlu mendorong debat yang lebih substansial, yang fokus pada solusi konkret daripada sekadar serangan pribadi terhadap lawan," paparnya.
Editor : U Suryana
Artikel Terkait