“Kami berharap ada dokter yang siaga di Puskesmas Cisimeut agar masyarakat Baduy tidak lagi terlambat mendapatkan pertolongan,” tambah Oom.
Keresahan warga juga semakin besar karena biaya pengobatan yang dianggap memberatkan. Oom mencontohkan, seorang warga Baduy Dalam yang digigit ular sempat diminta membayar Rp3,5 juta hanya untuk sebuah suntikan. Ironisnya, obat tersebut ternyata bukan serum anti bisa ular.
“Jangan sampai ada pihak yang mengambil keuntungan dari kondisi darurat warga. Orang Baduy tidak banyak mengenal sistem kesehatan modern, jadi harus ada perhatian khusus,” tegasnya.
Dalam pernyataannya, Oom menyebut ada tiga hal pokok yang menjadi aspirasi warga Baduy: ketersediaan serum anti bisa ular di Puskesmas, penanganan serius terhadap penyakit TBC, serta perbaikan akses jalan menuju Desa Kanekes dan desa-desa penyangga.
Dengan terpenuhinya kebutuhan tersebut, masyarakat Baduy berharap hak kesehatan mereka bisa lebih terjamin, sama seperti warga lain di Kabupaten Lebak.
Editor : Imam Rachmawan
Artikel Terkait