get app
inews
Aa Text
Read Next : Pokja Konstituen Dewan Pers Provinsi Banten Potong dan Distribusikan Hewan Kurban

Kisah Haru Sarpan Anak Penjual Gula di Lebak Lolos Jadi TNI AD, Pernah Jalan Kaki 48 Kilometer

Kamis, 15 Februari 2024 | 15:59 WIB
header img
(Sarpan bersama keluarga dan anggota TNI AD di Lebak/foto: istimewa)

LEBAK, iNewsLebak.id - Sarpan (20), pemuda asal Lebak, Banten, membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah halangan untuk meraih mimpi. Ia berhasil lulus Tamtama Tentara Nasional Indonesia  Angkatan Darat, TNI AD  dengan predikat memuaskan.

Kisah inspiratif Sarpan ini bermula dari tekadnya yang kuat untuk membantu keluarga dan meraih pendidikan tinggi. Meskipun berasal dari keluarga kurang mampu, dengan orang tua yang cacat dan bekerja sebagai penjual gula keliling, Sarpan tidak pernah menyerah.

Sarpan menempuh pendidikan di SMAN Rangkasbitung atas kemauannya sendiri. Ia bahkan nekat kuliah tanpa sepengetahuan orang tua dan tinggal di rumah gurunya sambil membantu.

Semangatnya tak berhenti di situ. Saat hendak pulang ke Kecamatan Sobang, Sarpan memilih untuk berjalan kaki atau berlari kecil sejauh 48 kilometer. Ia menolak tawaran untuk naik kendaraan umum karena ingin berolahraga dan tidak ingin orang lain mengetahui kondisinya.

Kegigihan Sarpan akhirnya terbayar. Ia berhasil lulus Tamtama TNI AD dengan predikat memuaskan. Prestasi ini menjadi bukti bahwa siapapun bisa meraih mimpi. Kisah Sarpan dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk tidak mudah menyerah pada keadaan. Ia menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan tekad yang kuat, segala rintangan dapat dilalui.

Sarpan bersama keluarga (foto: istimewa)
 

"Pertama kali saya bertemu dengan Sarpan pada tahun lalu, dan saya memberinya bimbingan karena saya melihat kegigihannya. Dia sangat ingin melanjutkan pendidikan tinggi untuk membantu kedua orangtuanya yang sudah tidak mampu lagi," ujar Faizal salah seorang kerabat Sarpan, belum lama ini .

Faizal menjelaskan bahwa Sarpan berasal dari keluarga yang kurang mampu, karena kedua orangtuanya cacat dan bekerja sebagai penjual gula keliling yang harus berjalan sejauh 12 kilometer untuk berbelanja ke pasar. Meskipun begitu, Sarpan berhasil menyelesaikan pendidikan di SMAN Rangkasbitung pada tahun 2019, bukan atas dorongan orangtuanya.

"Sarpan menempuh pendidikan itu atas kemauan sendiri, bukan atas dorongan orangtuanya. Dia memiliki tekad untuk mengejar pendidikan tinggi. Bahkan, dia nekat kuliah tanpa sepengetahuan orangtuanya dan tinggal di rumah gurunya sambil membantu," ungkap Faizal.

Faizal juga menceritakan bahwa saat Sarpan hendak pulang ke Kecamatan Sobang, ia lebih memilih untuk berjalan kaki atau berlari kecil sejauh 48 kilometer, meskipun medan perbukitan yang terjal.

"Setiap kali ditawarkan naik kendaraan umum, dia menolak dengan alasan ingin berolahraga. Namun, sebenarnya dia tidak ingin diketahui bahwa ia tidak memiliki uang dan merasa malu kepada keluarganya," jelas Faizal.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut