Bahan HDPE ini dipilih karena memiliki kekuatan yang sangat baik dan juga tanam air. Pada jodang tanam, waring dipakai tidak membentang, hanya dibuat buntelan seperti alat pencuci piring, yang diikatkan pada seutas tali sepanjang 100 meter.
Jarak antara jodang tanam satu dengan yang lainnya diatur antara 4 – 5 meter. Jadi untuk satu ruas tali berisi 20 – 25 jodang tanam. Sedangkan untuk pemberat ujung tali menggunakan jangkar atau pasir yang telah dimasukkan ke dalam karung.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Dinas Perikanan Kabupaten Lebak, Berdnardi, Jumat (4/10/2024) siang memastikan bahwa jodang tanam adalah produk modifikasi nelayan yang ramah lingkungan.
“Alat ini tidak merusak ekosistem laut, di wilayah lain juga telah menerapkan metode tangkap benur dengan alat ini. Namun, memang belum masuk dalam daftar alat tangkap yang diinvetarisir oleh kementerian,” ucap Berdnardi.
Terkait polemik pro dan kontra nelayan Binuangeun, Dinas Perikanan Kabupaten Lebak rencananya akan mengundang dua kelompok nelayan tersebut dalam jumlah yang berimbang.
Editor : Lazarus Sandy