Cerita Ortu Siswa SMAN I Wanasalam Soal Study Tour Batal : Ngotot Dulu Baru Uang Kembali, Itu Pun…

LEBAK, iNewsLebak.id - Lima tahun berlalu, uang yang sudah digalang pihak sekolah SMA Negeri I Wanasalam untuk pembayaran study tour pada tahun 2020 yang batal diadakan lantaran covid-19 tak juga dikembalikan kepada para siswa yang telah lulus.
Walaupun sebagian telah dikembalikan oleh pihak sekolah, menurut pengakuan beberapa orang tua siswa dan keluarganya, harus ‘ngotot’ dulu agar uang senilai Rp1.050.000,- tersebut dikembalikan, itu pun tak penuh nilainya.
“Ya Ibu saya sempat datang ke sekolah untuk minta uang study tour dikembalikan, itu pun harus sedikit ngotot. Infonya ada beberapa orang tua siswa yang vokal baru Kembali uangnya, mungkin takut persoalan ini mencuat,” kata sumber iNews Lebak yang tak mau disebutkan Namanya.
Ada juga salah satu orang tua siswa asal Desa Parungpanjang yang meminta uang kembali, tapi pada saat dikembalikan jumlahnya tak sesuai. “Datang ke sekolah minta uang dikembalikan, tapi tidak penuh hanya dikembalikan Rp800 ribu,” ungkap sumber lainnya.
Menanggapi hal ini, aktivis mahasiswa Wanasalam Repi Rizali mengaku miris dengan perilaku instansi Pendidikan yang seharusnya sudah menyelesaikan persoalan ini sejak 5 tahun lalu. Repi mengaku malu sebagai warga asal Kecamatan Wanasalam.
“Saya malu dengan kejadian ini, sikap diam SMAN I Wanasalam bukannya membuat persoalan ini makin tenggelam tapi malahan makin ramai. Ini jelas merusak citra dunia pendidikan di Kecamatan Wanasalam, yang nota bene sekolah itu jadi tanggung jawab Provinsi Banten,” tegas Repi.
Untuk itu, beberapa alumni siswa SMAN I Wanasalam kata Repi, akan menempuh jalur hukum agar persoalan ini menjadi terang benderang. “Ada upaya ke arah litigasi, ini tengah kami konsolidasikan dulu dengan para korban, sedikitnya sudah ada 10 alumni yang bakal memberi kuasa,” paparnya.
Sampai berita ini diturunkan, redaksi iNews Lebak belum berhasil mendapatkan klarifikasi baik dari pihak sekolah, Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lebak, hingga Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten.
Editor : Lazarus Sandy