Bupati Lebak: Program MBG Jadi Solusi Gizi dan Pemberdayaan Ekonomi Warga

Program tersebut akan dijalankan melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Kebutuhan bahan pangan, mulai dari beras, sayuran, ikan, hingga daging unggas dipasok langsung dari produksi lokal.
“Semua produksi pangan lokal itu untuk mendukung program MBG,” jelas Hasbi.
Untuk mendukung keberlanjutan, Pemkab Lebak melalui BUMD Niaga Lebak berencana membangun Rice Milling Unit (RMU) berkapasitas 50 ton per hari. Unit penggilingan beras ini akan menyerap gabah petani dan menghasilkan beras yang digunakan untuk dapur SPPG.
Hasbi mencontohkan, kebutuhan beras untuk satu dapur SPPG sekitar 300 kilogram per hari. Jika terdapat 10 dapur, maka dibutuhkan 3 ton beras setiap hari. Dengan harga Rp13.000 per kilogram, sirkulasi ekonomi dari beras saja bisa mencapai Rp39 juta per hari.
“Perguliran ekonomi dari produksi lokal ini saya kira bisa memutuskan kemiskinan,” kata Hasbi.
Selain beras, kebutuhan tambahan seperti daging unggas, ikan, tempe, dan sayuran juga diambil dari hasil pertanian dan peternakan daerah. Pola ini diharapkan menciptakan rantai ekonomi yang saling menguntungkan.
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar, menegaskan pihaknya menjamin ketersediaan pangan lokal untuk mendukung program tersebut.
“Kita menjamin ketersediaan produksi pangan lokal cukup untuk memenuhi dapur SPPG dan tidak mendatangkan dari luar daerah,” ucapnya.
Editor : Imam Rachmawan