“Kami tanam pisang dan jagung rusak dimakan monyet, padahal siap dipanen. Dulu bisa menjual hasilnya, tetapi sekarang malah rugi karena serangan monyet,” ujar Katma, Minggu (26/10).
Keluhan lain datang dari petani asal Cimarga, Udin, yang mengaku merasa takut terhadap serangan monyet yang kian agresif, sehingga ia tidak lagi menanam di kebunnya.
“Kami tidak berani lagi bercocok tanam karena sering diserang monyet. Habitat mereka juga sudah berubah jadi kawasan Bendungan Karian,” ucapnya.
Di sisi lain, warga Desa Cimangeunteung, Rangkasbitung, Abdurrahman, mengatakan bahwa ratusan monyet liar sudah berani masuk ke area pertanian hingga pemukiman warga.
"Beberapa bulan terakhir monyet-monyet itu sering datang. Kami menjaga kebun bambu supaya mereka tidak sampai ke rumah warga,” katanya.
Warga menilai bahwa kerusakan habitat alami monyet akibat kegiatan tambang menjadi alasan utama peningkatan populasi monyet liar yang turun hingga ke area pertanian dan pemukiman warga.
Editor : Imam Rachmawan
Artikel Terkait
