Padi gogo dipilih karena memiliki ketahanan terhadap lahan kering dan dapat tumbuh tanpa sistem pengairan intensif. Jenis tanaman ini dinilai cocok dikembangkan di area SAE yang memiliki keterbatasan sumber air, sekaligus menjadi inovasi baru dalam penerapan pertanian berkelanjutan di lingkungan pemasyarakatan.
Dengan adanya bantuan bibit ini, diharapkan produktivitas pertanian SAE meningkat. Hasil panen nantinya tidak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan internal, tetapi juga berpotensi mendukung program sosial dan pemberdayaan masyarakat sekitar.
Program ini merupakan bagian dari strategi Lapas Rangkasbitung untuk memperluas pembinaan kemandirian berbasis keterampilan praktis. Melalui pelatihan kerja di bidang pertanian, warga binaan memperoleh bekal nyata yang bisa diterapkan setelah bebas.
“Kami ingin setiap warga binaan memiliki kemampuan nyata yang bisa menjadi modal hidup di luar nanti. Pertanian menjadi salah satu sektor potensial yang bisa membuka peluang kerja dan usaha,” kata Muarif.
Kolaborasi ini diharapkan menjadi contoh sinergi lintas sektor antara instansi teknis dan lembaga pemasyarakatan dalam mendukung agenda pembangunan daerah berkelanjutan. Selain meningkatkan kapasitas WBP, kegiatan ini juga berkontribusi pada penguatan ketahanan pangan lokal di Kabupaten Lebak.
Editor : Imam Rachmawan
Artikel Terkait
