Dikonfirmasi terpisah, Direktur RSUD Banten, Danang Hamsah Nugroho membenarkan keterlambatan pencairan jaspel. Danang berdalih hal itu disebabkan peningkatan jumlah pasien yang signifikan, sehingga besaran jaspel juga mengalami peningkatan.
"Hal ini disebabkan oleh lonjakan jumlah pasien yang datang ke RSUD Banten. Pada bulan Januari, jumlah pasien tercatat sebanyak 9.600, dan angka tersebut melonjak menjadi 16.000 pasien per bulan, atau hampir 60% peningkatan," ungkap Danang.
“Lonjakan ini berdampak langsung pada penyerapan anggaran Jaspel. Meningkatnya jumlah pasien mengharuskan kami untuk menyesuaikan anggaran, termasuk untuk pembelian obat-obatan dan pelayanan lainnya,” tambahnya.
Hal senada juga disampaikan kepala dinas Kesehatan Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti. Dalam keterangan tertulis kepada redaksi iNews Lebak Minggu (22/9/2024) sore, Ia menyebut keterlambatan terjadi karena kenaikan jumlah pasien.
"Karena adanya kenaikan jumlah pasien, maka BLUD murni akan terlebih dahulu diusulkan penambahan pendapatan pada BLUD di anggaran perubahan. Inshaa Allah begitu DPA APBD Perubahan ditetapkan maka jaspel bisa dicairkan," pungkas Ati.
Editor : U Suryana