Pemprov Banten Siaga Puncak Hujan, Mitigasi Hidrometeorologi Diperketat
SERANG, iNewsLebak.id – Pemerintah Provinsi Banten meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi menyusul prediksi curah hujan tinggi hingga sangat tinggi pada Januari–Maret 2026. Fokus penguatan diarahkan pada wilayah rawan banjir dan longsor melalui koordinasi lintas lembaga dan peningkatan kesiapan teknis.
Gubernur Banten Andra Soni mengatakan kesiapsiagaan menjadi kunci untuk meminimalkan risiko terhadap masyarakat.
“Kita semua tidak berharap terjadinya bencana, namun pemetaan potensi dan mitigasi risiko bencana serta kesiapsiagaan penanganan perlu dilakukan,” ujarnya saat Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi di Kota Serang, Senin (24/11/2025).
Ia menekankan bahwa cuaca ekstrem menuntut respons cepat dan terkoordinasi.
“Kegiatan hari ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk bersikap proaktif membangun kewaspadaan dini dan mitigasi potensi ancaman bencana hidrometeorologi,” kata Andra.
Menurutnya, kelemahan penanganan bencana bukan hanya pada peralatan, tetapi juga pada koordinasi. Karena itu, ia meminta sinergi BPBD, TNI, Polri, relawan, pemerintah daerah, hingga komunitas masyarakat terus diperkuat. Ia juga meminta kesiapan infrastruktur dan suprastruktur penanggulangan bencana diperatakan di seluruh titik rawan.
“Manajemen krisis penanganan bencana harus dilakukan secara terintegrasi dan berkelanjutan dengan melibatkan partisipasi masyarakat serta seluruh pemangku kepentingan,” ujarnya.
Gubernur juga memberikan apresiasi kepada petugas dan relawan yang terus menjaga kesiapsiagaan menghadapi potensi cuaca ekstrem.
Sementara itu, Kepala BPBD Banten Lutfi Mujahidin menyatakan pemerintah provinsi telah meningkatkan status kesiapsiagaan bencana.
“Intinya kita menyiapkan kemampuan, peralatan, check and recheck, dan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lain. Ini harus dilakukan sekarang,” katanya.
Ia menyebut langkah ini sejalan dengan instruksi Presiden menyusul kejadian longsor di sejumlah daerah dalam dua pekan terakhir. Pemeriksaan kesiapan melibatkan 450 personel gabungan dari TNI, Polri, OPD, relawan, dan Balai Besar Wilayah Sungai.
Lutfi memastikan peralatan masih memadai, namun beberapa perangkat membutuhkan peremajaan.
“Antisipasi cukup, tapi peremajaan penting. Perahu sudah pada bocor, bukan berarti tidak dirawat, tapi itu risiko di medan,” jelasnya.
Tahun ini terdapat pengadaan tiga perahu baru, sementara pembaruan lainnya masih menunggu finalisasi anggaran tahun depan.
Dengan langkah-langkah tersebut, Pemprov Banten berharap penanganan bencana hidrometeorologi dapat berjalan cepat, terukur, dan melindungi keselamatan warga sepanjang musim hujan puncak 2026.
Editor : Imam Rachmawan