Dengan ancaman gas beracun bahkan tertimbun longsor, tekad menafkahi keluarga jadi alasan terkuat untuk tetap ‘melubang’.
Bayaran mereka tidak seberapa, tak sampai Rp200 per kilogram arang. Sangat tak sebanding dengan pertaruhan nyawa yang setiap saat dihadapi.
Tidak ada jaminan kecelakaan kerja apalagi asuransi. Sekalipun nahas tewas dalam bekerja, mereka sudah syahid di mata keluarga.
Seperti halnya yang dialami S alias K warga Desa Cihara. Sabtu (7/1/2023) kemarin adalah hari terakhir dirinya berjuang untuk keluarga.
S diduga tewas di galian batu bara akibat gas beracun yang menyerangnya tiba-tiba. Sempat ditolong oleh rekan sejawat namun nyawanya tak selamat.
Kejadian serupa seperti yang dialami S bukanlah yang pertama dan mungkin bukan pula yang terakhir. Ratusan sosok seperti S masih terus mencungkil isi perut bumi demi perut keluarga. Tanpa jaminan keselamatan.
Editor : Sofi Mahalali
Artikel Terkait