Di sisi lain, jenjang SMP justru melampaui target penerimaan. Dari kuota 50 siswa, jumlah pendaftar mencapai 75 anak sehingga dua rombongan belajar bisa langsung berjalan.
"Kami berharap kuota peserta Sekolah Rakyat jenjang SD bisa terpenuhi 50 siswa dengan dua rombongan belajar," tambah Hasbi.
Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Lebak, Lela Gifty Cleria, menjelaskan seleksi siswa SD dan SMP masih berlangsung. Ia menyebut pekan depan akan dimulai masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).
"Semua siswa Sekolah Rakyat itu benar-benar dari keluarga yang masuk kategori desil 1 dan 2 sesuai data yang dikeluarkan oleh BPS," jelas Lela.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2025, jumlah penduduk miskin di Lebak mencapai 111 ribu jiwa, dengan 17 ribu jiwa di antaranya termasuk kategori miskin ekstrem. Program Sekolah Rakyat diharapkan dapat membantu memutus mata rantai kemiskinan melalui akses pendidikan yang berkualitas.
Hasbi menegaskan, meski Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Lebak terbatas sekitar Rp2,9 triliun, Pemkab akan berupaya maksimal. Dari jumlah itu, Rp1,4 triliun digunakan untuk belanja pegawai, sedangkan Rp1,5 triliun untuk belanja barang, dengan porsi terbesar dikelola Dinas Pendidikan.
Dengan dukungan pemerintah pusat dan provinsi, Hasbi optimistis Sekolah Rakyat bisa menjadi solusi jangka panjang. Program ini diharapkan mempersiapkan generasi emas 2045 dari kalangan keluarga miskin di Lebak.
Editor : Imam Rachmawan
Artikel Terkait
