Dongkrak Ekonomi Petani, Produksi Palawija di Lebak Capai 6.668 Ton!

Nanda Carolinurlita
Ilustrasi panen ubi kayu dari petani. (Foto: Pixabay)

Tingginya permintaan pasar juga turut mendorong peningkatan produksi. Komoditas palawija tidak hanya diserap oleh perusahaan peternakan unggas, tetapi juga menjadi bahan baku pelaku UMKM di sektor makanan ringan dan kuliner. Hal ini membuat palawija memiliki nilai ekonomi yang stabil dan prospektif.

Dari sisi budidaya, palawija dinilai lebih menguntungkan karena perawatannya lebih mudah dibandingkan padi. Komoditas ini tidak membutuhkan banyak air, lebih tahan terhadap organisme pengganggu tanaman, dan dapat ditanam di lahan darat maupun sistem tumpang sari. Mayoritas petani juga menggunakan pupuk organik dari kotoran ternak atau limbah organik hasil fermentasi.

Pemerintah berharap palawija menjadi sumber penghasilan andalan bagi petani di masa depan. Sejumlah petani di Kecamatan Curugbitung mengaku hasil panen palawija, khususnya singkong, mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Seorang petani asal Cipining, Curugbitung, Ujang, menyatakan bahwa mereka memanfaatkan lahan sewa milik pengembang perumahan untuk bertani.

“Kami bisa panen singkong mencapai 30 ton per hektare dengan harga Rp2.000 per kilogram sehingga bisa menghasilkan pendapatan Rp60 juta selama 12 bulan,” kata Ujang.

Editor : Imam Rachmawan

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network