Amir menegaskan, penerimaan siswa akan memprioritaskan anak-anak dari keluarga miskin ekstrem (desil 1 dan 2) sebagai penerima manfaat utama. Melalui pendidikan gratis dan sistem asrama, mereka akan memperoleh kesempatan yang sama untuk mengakses pendidikan berkualitas tanpa beban biaya.
Sebagai langkah persiapan, Pemkab Lebak telah menyiapkan lahan seluas 20 hektare di kawasan Agrowisata Cikapek, Desa Lebak Parahiang, Kecamatan Leuwidamar. Lahan tersebut telah memiliki sertifikat dan mendapat persetujuan DPRD Lebak, sementara tahap verifikasi dari pemerintah pusat masih menunggu keputusan akhir.
“Lahan sudah clear dan siap digunakan. Kami tinggal menunggu proses verifikasi pusat agar pembangunan bisa segera dimulai,” jelasnya.
Amir menambahkan, kolaborasi antara Pemprov Banten, Pemkab Lebak, dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi terus dilakukan untuk mempercepat realisasi proyek pendidikan tersebut. Menurutnya, Sekolah Garuda bukan sekadar proyek fisik, melainkan simbol transformasi pendidikan di wilayah tertinggal.
Dalam jangka panjang, kehadiran Sekolah Garuda diharapkan dapat mencetak generasi muda Lebak yang berdaya saing global, serta menjadi motor penggerak pembangunan sosial dan ekonomi di daerah.
Editor : Imam Rachmawan
Artikel Terkait
